Membaca Al-Quran dengan Ilmu Tajwid Hukumnya Apa ?

Membaca Al-Quran dengan Ilmu Tajwid Hukumnya Apa ?

Sudah tahu membaca al-Quran dengan ilmu tajwid hukumnya apa? Ya, banyak yang salah faham mengenai hal ini. Yuk kita bedakan antara membaca al Quran

Konten [Tampil]

Sudah tahu membaca al-Quran dengan ilmu tajwid hukumnya apa?

Ya, banyak yang salah faham mengenai hal ini. Yuk kita bedakan antara membaca al Quran sesuai ilmu tajwid dengan belajar ilmu tajwid. Ini 2 hal yang berbeda lho ...

Membaca Al-Quran dengan Ilmu Tajwid Hukumnya

Membaca Al-Quran dengan Ilmu Tajwid Hukumnya
Membaca Al-Quran dengan Ilmu Tajwid Hukumnya

Yang pertama, membaca al Quran dengan ilmu tawjid hukumnya fardhu 'ain sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah saw. Oleh karena itu untuk mempermudah kita dalam membaca Al Quran dibuatlah hukum tawjid.

Nah, yang kedua hukum belajar ilmu tawjid hukumnya adalah fardu kifayah. Artinya kewajiban bagi semua umat islam, tapi kewajiban ini akan gugur ketika ada sebagian orang yang melakukannya.

Supaya lebih jelas hukum membaca al Quran dengan ilmu tajwid, bisa disimak penjelasannya di video berikut ini : 




Ilmu Tajwid: Menjaga Keaslian Kalamullah

Coba bayangkan, bagaimana jadinya jika setiap orang membaca Al-Qur’an dengan pelafalan yang berbeda-beda? Maka pesan yang tersimpan dalam kalamullah bisa berubah makna. Di sinilah pentingnya ilmu tajwid. Ia bukan hanya sekadar aturan teknis, tapi penjaga kemurnian wahyu.

Ketika kamu membaca “الضالين” dan tidak memanjangkan bacaan pada huruf lām, bisa jadi makna dalam hati pembaca menjadi berbeda. Maka membaca Al-Qur’an sesuai dengan ilmu tajwid adalah bagian dari adab terhadap firman Allah. Ia bukan tambahan, melainkan kewajiban.


Fardhu ‘Ain: Tanggung Jawab yang Melekat pada Setiap Muslim

Hukum membaca Al-Qur’an dengan tajwid adalah fardhu ‘ain, artinya wajib bagi setiap muslim. Ini bukan pilihan, melainkan perintah. Rasulullah ﷺ sendiri menerima wahyu dari malaikat Jibril dengan pelafalan yang tepat, lalu mengajarkannya kepada para sahabat. Maka menjadi kewajiban pula bagi kita untuk melanjutkan estafet itu.

Namun sayangnya, banyak yang keliru membedakan antara belajar tajwid dan membaca dengan tajwid. Belajar hukum-hukum tajwid memang fardhu kifayah, cukup sebagian orang yang memperdalam. Tapi saat kita membaca Al-Qur’an, menerapkan tajwid menjadi fardhu ‘ain. Inilah tanggung jawab pribadi setiap pembaca.


Tajwid Itu Bukan Sulit, Hanya Perlu Dibiasakan

Tajwid tidak perlu ditakuti. Banyak yang mengira hukum-hukumnya rumit, padahal jika dibiasakan, ia akan menjadi bagian alami dari bacaan kita. Seperti seseorang yang sedang belajar menyetir—awal-awal terasa berat, tapi setelah terbiasa, semua gerakan terasa otomatis.

Mulailah dari surat-surat pendek. Pelajari hukum mim mati, nun sakinah, dan mad. Dengarkan bacaan para qari, tirukan nadanya, dan praktikkan secara perlahan. Bahkan lima menit sehari bisa membawa perubahan besar dalam bacaanmu.


Jadikan Membaca Al-Qur’an Sebagai Perjalanan Cinta

Setiap huruf yang kita lafazkan dari Al-Qur’an adalah bentuk cinta. Makin tepat cara membacanya, makin dalam kita memaknai pesan-Nya. Maka jangan ragu memulai perjalanan ini. Tidak ada kata terlambat. Al-Qur’an selalu menunggu, membuka dirinya bagi siapa saja yang ingin kembali.

Jika kamu ingin belajar lebih jauh, jangan lupa cek artikel panduan belajar tajwid lengkap yang ada di situs ini. Semoga Allah mudahkan setiap langkah kita dalam menjaga kemuliaan Al-Qur’an, huruf demi huruf, napas demi napas.

Artikel terkait :
LihatTutupKomentar