Hukum Mim Bertasydid dan Nun Bertasydid
Hukum mim dan nun bertasydid, bagaimana cara membacanya?
Kesalahan umum yang sering dilakukan umat Islam dalam membaca Al Qur’an biasanya antara mad dan ghunnah. Bacaan mad yang seharusnya dibaca 2 harakat, dibaca kurang atau bahkan terlalu panjang.
Dan mayoritas tidak sadar akan hal ini. Bisa jadi karena belum tahu cara membaca Al Qur’an yang baik.
![]() |
Hukum min dan nun bertasydid |
Kesalahan Membaca Mim dan Nun Bertasydid
Contoh kesalahan dalam membaca huruf yang 2 harokat yaitu ketika membaca basmalah.
Kebiasaan ketika belajar di TPA atau di masjid dimana bacaan yang 2 harakat dibaca lebih. Masih ingat dengan nada basmalahnya ?
Bismillaaaaa hirrohmaaaaa nirrohiiiiiim.
Kebiasaan ini ternyata masih dilakukan oleh kebanyakan yang sudah dewasa. Mungkin karena nadanya enak, atau karena sudah hafal di luar kepala seperti itu.
Kita semua tahu, kalau huruf di Al Qur’an yang seharusnya dibaca 2 ketukan itu banyak sekali. Kalau kita tidak mulai belajar, kemungkinan besar akan mengulang kesalahan dalam jumlah yang banyak.
Kesalahan umum yang kedua, yaitu kesalahan dalam membaca ghunnah. Salah satunya bacaan mim & nun bertasydid.
Coba baca surat di bawah ini !
![]() |
Surat An Naas |
Ya kan, secara ngga sadar mayoritas membaca nun bertasydid di surat An Naas tadi tidak memakai dengung. Atau dibacanya cepat dan ngga ditahan.
Padahal, Imam Al Jamzuri mengatakan bahwa setiap mim dan nun bertasydid itu di ghunnahkan.
Cara membaca Mim dan Nun Bertasydid
Baik, kalau begitu, bagaimana cara membacanya yang benar. Para ulama mengatakan bahwa cara membacanya dighunnahkan sepanjang 2 harakat. Bukan hanya ditahan ya, tapi juga dighunnahkan.
Lalu, apa itu ghunnah ?
Ghunnah itu adalah mendengung, dan suaranya keluar dari rongga hidung. Cara mudah untuk mengeceknya yaitu dengan mengucapkan “en..” atau “em..”.
Ghunnah akan terdengar kalau hidung kita terbuka seperti biasa. Tapi kalau hidung kita ditutup, maka suaranya tidak akan terdengar atau tidak akan bunyi. Coba aja !
Baik, sekarang sudah tahu ghunnah. Lalu, berapa lama ditahannya ?
Ukuran ditahan sifat ini ada yang mengatakan 2 harakat, Ada yang mengatakan 2 ketukan. Definisinya berbeda, tapi cara membacanya sama.
Ada juga yang mengatakan 3 harakat. 1 untuk huruf itu, dan 2 untuk lama ditahannya.
Tips Membaca Hukum Mim dan Nun Bertasydid
Tips untuk membaca hukum mim dan nun bertasydid supaya panjang ghunnahnya pas, bisa dengan 2 cara ini :
Menutup atau membuka jari
Menghitungnya menggunakan jari. Posisi awal tangan boleh dari terbuka atau tertutup (mengepal). Dari boleh mulai dari jari mana saja, tidak ada larangan.
Cara menghitungnya juga ada 2 cara. Bisa dihitung mulai dari mengucapkan hurufnya, atau menghitung ghunnahnya saja.
Kalau hitungan dimulai ketika mengucapkan huruf, maka jumlahnya menjadi 3 hitungan. Tapi kalau menghitung ghunnahnya saja, maka jumlahnya 2 hitungan.
Mengangkat tangan
Mengangkat salah satu seperti takbir dalam shalat. Dan cara ini juga punya 2 cara, sama seperti dengan jari.
Kalau mau dimulai ketika mengucapkan huruf, maka tangan ditahan sejenak di atas kemudian baru diturunkan. Tapi kalau hanya menghitung yang mendengungnya saja, tangan hanya diangkat dan langsung diturunkan.
Pentingnya Memahami Hukum Mim dan Nun Bertasydid dalam Tajwid
Membaca Al-Qur'an dengan benar adalah kewajiban bagi setiap Muslim, namun seringkali kita menemukan kesalahan kecil yang berpengaruh besar pada kualitas bacaan. Salah satunya adalah dalam membaca huruf mim dan nun bertasydid, yang sering kali tidak diikuti dengan ghunnah yang semestinya. Ghunnah, yang berarti "dengung," memiliki peranan vital dalam menjaga kesahihan bacaan Al-Qur'an.
Peran Ghunnah dalam Membaca Mim dan Nun Bertasydid
Ghunnah adalah sifat yang melekat pada huruf mim dan nun yang bertasydid. Dalam tajwid, ghunnah bukan hanya sekadar menahan suara, tetapi juga menghasilkan dengung yang terdengar jelas. Suara ini keluar dari rongga hidung, bukan dari mulut. Teknik ini penting karena perbedaan pengucapan antara huruf mim dan nun biasa dengan yang bertasydid bisa mengubah makna kata dalam Al-Qur'an.
Salah satu kesalahan yang paling umum terjadi adalah ketika seseorang tidak memanjangkan ghunnah pada huruf-huruf tersebut. Misalnya, dalam bacaan surat Al-Fil atau surat An-Nas, kita sering mendengar bacaan yang terlalu cepat atau kurang dengungnya. Padahal, ketika membaca dengan benar, kita seharusnya memanjangkan ghunnah ini sepanjang 2 harakat, atau 2 ketukan.
Keutamaan Membaca dengan Ghunnah yang Tepat
Membaca dengan memperhatikan ghunnah akan memberikan keindahan pada bacaan Al-Qur'an dan menjamin bacaan kita sesuai dengan kaidah tajwid. Dalam surat Al-Baqarah, Allah memerintahkan agar kita membaca Al-Qur'an dengan tartil, yaitu bacaan yang jelas dan sesuai dengan hukum-hukum tajwid. Ghunnah yang dilakukan dengan tepat memberikan kestabilan pada bacaan kita, memastikan bahwa tidak ada makna yang berubah akibat kesalahan pengucapan.
Para ulama juga menekankan pentingnya menuntut ilmu tajwid dengan sungguh-sungguh, karena membaca Al-Qur'an adalah ibadah yang dilakukan setiap hari, dan kesalahan dalam membacanya bisa mempengaruhi pemahaman terhadap isi Al-Qur'an. Oleh karena itu, mempelajari hukum mim dan nun bertasydid adalah bagian penting dari perjalanan spiritual seorang Muslim.
Tips Praktis untuk Membaca Mim dan Nun Bertasydid dengan Benar
Agar bisa membaca mim dan nun bertasydid dengan benar, ada beberapa tips praktis yang bisa diterapkan, antara lain:
-
Latihan Menggunakan Audio atau Video – Salah satu cara terbaik untuk memperbaiki pengucapan adalah dengan mendengarkan bacaan dari qari atau qariah yang ahli. Anda bisa menggunakan berbagai aplikasi belajar Al-Qur'an atau mendengarkan tafsir dan bacaan yang telah dibakukan.
-
Berlatih di Depan Cermin – Latihan di depan cermin bisa membantu Anda melihat posisi bibir dan hidung ketika mengucapkan huruf mim dan nun. Ini penting agar ghunnah keluar dengan tepat dan tidak terhalang.
-
Menerapkan Teknik Tangan atau Jari – Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, menghitung dengan menggunakan jari atau mengangkat tangan selama ghunnah adalah teknik yang sangat efektif untuk menjaga durasi ghunnah.
Mengapa Menghitung Ghunnah Itu Penting?
Menghitung ghunnah menggunakan jari atau tangan bisa sangat membantu dalam melatih ketepatan dalam membaca. Teknik ini tidak hanya membantu Anda memastikan bacaan sudah tepat, tetapi juga memperbaiki pengucapan dan menghindari kesalahan. Jika Anda merasa kesulitan dalam menghitung dengan jari, Anda bisa mencoba teknik lain yang lebih cocok untuk Anda, seperti menggunakan aplikasi tajwid yang dilengkapi dengan timer untuk menghitung durasi ghunnah.
Belajar mudah cara membaca Al Qur'an di www.FunQuran.my.id
Baca juga :
1. Hukum mim mati beserta contohnya
2. Keutamaan belajar ilmu tajwid