Hukum Bacaan Ikhfa Syafawi - Belajar Baca Quran

Hukum Bacaan Ikhfa Syafawi - Belajar Baca Quran

Hukum bacaan ikhfa syafawi : Alhamdulillah kita telah pun belajar hukum tajwid yang pertama dalam bab Mim Sukun, iaitu Idgham Mislain Soghir.

Konten [Tampil]

Hukum Bacaan Ikhfa Syafawi


hukum bacaan ikhfa syafawi
Hukum bacaan ikhfa syafawi


Hukum bacaan ikhfa syafawi : Alhamdulillah kita telah pun belajar hukum tajwid yang pertama dalam bab Mim Sukun, iaitu Idgham Mislain Soghir. Diharapkan pembaca-pembaca saya dapat memahami hukum tersebut.


Jadi, untuk artikel hari ini kita akan belajar pula hukum yang kedua iaitu Ikhfa Syafawi. Huruf  ikhfa syafawi hanya satu sahaja iaitu ” ba “. Jadi, apabila mim sukun bertemu dengan huruf  ” ba “ maka mim sukun wajiblah diikhfakan di sisi huruf  ” ba “ dan disempurnakan dengung sebanyak dua harkat.


Kalau anda telah membaca artikel saya yang lepas tentang hukum Ikhfa Haqiqi, pastinya anda telah tahu bahawa makna ikhfa ialah sembunyi. Samalah juga dengan Ikhfa Syafawi. Jadi ertinya di sini ialah apabila mim sukun bertemu dengan huruf  ” ba ” maka mim sukun wajiblah disembunyikan disisi huruf ” ba “.


Cara bacaan hukum Ikhfa Syafawi sebenarnya sama dengan hukum bacaan Iqlab dalam bab Nun Sukun dan Tanwin iaitu kedua-dua bibir direnggangkan sedikit.


Hukum bacaan ini dinamakan dengan Ikhfa Syafawi yang beerti Ikfak Kebibiran kerana perimbangan dengan makhraj huruf mim yang keluar dari dua bibir. Sekarang mari kita lihat contoh-contoh kalimah bagi hukum Ikhfa Syafawi.


Yang saya tandakan dengan warna merah itu adalah hukum Ikhfa Syafawi. Apa yang dapat kita lihat bahawa di atas huruf mim tidak diletakkan tanda sukun. Ini adalah tanda yang digunakan di dalam al-Quran resam Uthmani bagi menunjukkan bahawa itu ialah hukum Ikhfa Syafawi.

Penulis : Abdullah Idris ( guru KAFA )

Ikhfa Syafawi: Dengung yang Lembut, Tapi Tegas

Ada sesuatu yang indah dalam hukum bacaan Ikhfa Syafawi—sebuah dengungan lembut yang muncul di antara dua huruf, seolah-olah bibir kita sedang menyampaikan rahasia, bukan dengan kata-kata, tetapi dengan adab. Itulah ciri khas ilmu tajwid. Ia tidak sekadar mengatur bunyi, tetapi juga melatih hati untuk tunduk pada aturan bacaan yang diwariskan dari Nabi ﷺ.

Ketika mim sukun bertemu huruf ba, maka bacaan harus diikhfakan—dibaca samar, dengan bibir yang sedikit direnggangkan, dan dengungan dua harakat yang jelas namun tidak berlebihan. Inilah yang dimaksud dengan "syafawi", yang berasal dari kata "syafah" (bibir). Maka ikhfa syafawi boleh diibaratkan sebagai bisikan kebenaran dari dua bibir yang beradab.


Salah Satu Hukum Tajwid yang Sering Terlewatkan

Di antara banyak hukum tajwid, Ikhfa Syafawi termasuk yang sering terlupakan oleh pembaca pemula. Mungkin karena tidak ada tanda sukun yang terlihat seperti biasanya. Dalam Mushaf resam Uthmani, tidak adanya tanda sukun di atas huruf mim justru menjadi isyarat bahwa hukum ini berlaku—halus, tersembunyi, tapi penting.

Inilah mengapa pentingnya belajar tajwid dari guru bersanad tak bisa diremehkan. Guru akan menunjukkan bahwa ilmu tajwid bukan hanya hafalan hukum-hukum semata, tapi juga latihan kepekaan terhadap tanda-tanda bacaan yang tak selalu jelas di atas kertas. Di sinilah seni membaca Al-Qur’an itu hidup—antara ilmu dan ketundukan.


Kesalahan Umum dan Cara Menghindarinya

Banyak yang salah kaprah saat membaca mim sukun bertemu ba dengan cara ditekan atau dilafazkan terlalu jelas, padahal bacaan Ikhfa Syafawi harus dibaca samar dan berdengung. Kesalahan ini jika dibiarkan bisa menurunkan keindahan dan ketepatan bacaan.

Untuk memperbaikinya, latihlah kedua bibir agar tidak terlalu menempel saat menyebut “ba” setelah mim. Fokuskan pada dengungan dua harakat yang jelas dan seimbang, bukan berlebihan. Bacaan seperti "fahum bi’āyātinā" adalah contoh sempurna bagaimana ikhfa syafawi menuntut kehati-hatian dalam setiap nafas.


Keindahan Tajwid: Menyatukan Lidah, Ilmu, dan Adab

Ketika kita memahami hukum Ikhfa Syafawi, kita sedang belajar bahwa membaca Al-Qur’an bukan hanya aktivitas lisaniyah (lisan), tapi juga latihan adab terhadap wahyu. Dengungan itu bukan hanya bunyi, tapi wujud ketaatan pada aturan yang Allah turunkan melalui Rasul-Nya.

Setiap kali kita membaca ayat yang mengandung Ikhfa Syafawi dengan benar, sejatinya kita sedang menyempurnakan bacaan Al-Qur’an kita—selangkah lebih dekat pada bacaan yang sahih, indah, dan penuh berkah.


Penutup: Dengungan yang Mengajarkan Tunduk

Ikhfa Syafawi bukan sekadar salah satu hukum tajwid. Ia adalah pengingat halus bahwa dalam hidup ini pun, ada hal-hal yang harus kita sembunyikan dengan sopan, bukan karena takut, tapi karena penuh hormat. Seperti dua bibir yang hanya sedikit terbuka saat membaca mim sukun bertemu ba, kadang kita pun perlu belajar diam dalam keindahan aturan.

Semoga artikel ini menjadi pelita kecil bagi siapa saja yang ingin menyempurnakan bacaan Qur'annya, dari satu hukum tajwid ke hukum yang lain, hingga akhirnya menyatu dalam alunan yang sahih dan menyentuh hati.


Baca juga: Hukum Izhar Halqi


Ebook tajwid lengkap


LihatTutupKomentar