Melepaskan Dua Huruf Bertanda Sukun - Belajar Baca Quran

Melepaskan Dua Huruf Bertanda Sukun - Belajar Baca Quran

Belajar membaca al Quran materi melepaskan dua huruf bertandan sukun. Baris dua di atas huruf wau telah dihilangkan satu baris dan diletakkan

Konten [Tampil]

Melepaskan Dua Huruf Bertanda Sukun

Jika anda  membaca artikel saya yang lepas bertajuk Cara Bacaan Hamzah Wasol diantara Huruf Bertanwin dan Bertanda Sukun atau Sabdu, saya telah pun menerangkan secara terperinci bagaimana cara bacaannya yang betul mengikut kaedah ilmu tajwid. 


belajar membaca al quran


Jadi pada artikel ini saya tidak akan menyentuh lagi tentang cara bacaanya. Kita telah pun mengetahui bahawa huruf yang berbaris tanwin akan dihilangkan satu barisnya, dan di bawah Hamzah Wasol akan diletakkan huruf nun yang berbaris bawah.


Cuba lihat kalimah di bawah:


Sekiranya anda membaca seperti ini : ” Lahwanfaddhu”. Maka bacaan sebegini adalah salah mengikut kaedah tajwid. Bacaan yang betul mengikut kaedah tajwid ialah seperti ini : ” Lahwaninfaddhu “. Inilah bacaan yang betul berdasarkan Riwayat Hafs.


Di mana baris dua di atas huruf wau telah dihilangkan satu baris dan diletakkan dibawah hamzah Wasol huruf nun yang berbaris bawah.


Cuma apa yang ingin saya sentuh di sini ialah :


1) Apakah tujuan dihilangkan satu daripada baris tanwin yang terdapat di atas huruf sebelum dari hamzah wasol?


2) Mengapa diletakkan huruf nun di bawah Hamzah Wasol, mengapa tidak diletakkan huruf lain?


Pernah tak anda terfikir soalan ini?


Ok, untuk jawapan pertama ialah:


1) Tujuan dihilangkan satu baris tanwin ialah untuk digantikan dengan huruf nun di mana huruf nun itu akan diletakkan di bawah huruf hamzah wasol.


2) Diletakkan huruf nun di bawah huruf Hamzah Wasol ialah kerana di dalam Kitab Tajwid Al-Quran tulisan Ustaz Haji Abdul Qadir Leong ada menerangkan bahawa tanwin itu ialah huruf nun tambahan yang bertanda sukun. Maka sebab itulah diletakkan huruf nun iaitu sebagai gantian kepada satu baris tanwin yang dihilangkan tadi.


Selain dari mengikut kaedah tajwid, bacaan ini juga bertepatan dengan ilmu Nahu Bahasa Arab. Bacaan yang sedemikian dinamakan Melepaskan Dua Huruf Yang Bertanda Sukun.


Huruf-Huruf Sukun: Senyap Tapi Sarat Makna

Pernahkah kamu duduk diam dalam sepi malam, lalu membaca Al-Qur’an dan terhenti pada satu kalimat yang tampak sederhana, tapi menyimpan keunikan bacaan yang menggelitik nalar? Itulah yang terjadi saat bertemu dengan dua huruf bertanda sukun. Mereka senyap, tanpa baris, tapi justru di sanalah ujian kefasihan dimulai.

Bacaan seperti "lahwaninfaddhu" mungkin tampak remeh, tapi percayalah, di baliknya tersembunyi ilmu yang diwariskan turun-temurun oleh para ulama qiraat. Maka memahami cara melepaskan dua huruf sukun bukan hanya soal teknikal, tapi juga bentuk penghormatan terhadap kemuliaan kalam Allah.


Tanwin dan Nun: Pertemuan Sunyi dalam Tajwid

Kita sering membaca tanwin tanpa terlalu memikirkan maknanya. Tapi siapa sangka, dalam ilmu tajwid, tanwin adalah nun sukun yang tersembunyi. Maka saat bertemu dengan huruf sukun setelah tanwin, seperti Hamzah Wasol misalnya, muncullah satu fenomena tajwid yang disebut oleh para ulama sebagai “iltikāʾi sākinain” (bertemunya dua huruf mati).

Inilah saatnya ilmu dan praktik berpadu. Satu baris tanwin dihilangkan, lalu digantikan dengan nun berbaris bawah di bawah Hamzah Wasol. Tujuannya bukan sekadar enak didengar, tetapi agar bacaan menjadi sahih, mengikut riwayat dan tidak melanggar struktur bunyi dalam bahasa Arab.


Melepaskan Dua Huruf Sukun: Di Mana Kesalahan Sering Terjadi?

Banyak dari kita membaca Al-Qur’an dengan penuh semangat, tapi kadang luput pada detil yang tampaknya kecil. Bacaan seperti “lahwanfaddhu” terasa cepat dan mengalir, tapi tanpa kita sadari, telah melanggar kaidah penting dalam bacaan qiraat Hafs 'an 'Asim. Di sinilah pentingnya belajar dari guru yang bersanad dan memahami tajwid secara bertahap.

Bacaan yang benar, yaitu “lahwaninfaddhu”, adalah bukti bahwa tajwid bukan sekadar aturan, tapi manifestasi kehati-hatian dan adab terhadap kalam ilahi. Sebab kesalahan kecil dalam bacaan bisa membawa perubahan makna, dan dalam Al-Qur’an, setiap huruf mengandung nilai dan keberkahan.


Mengapa Belajar Tajwid Perlu Ditekuni, Bukan Sekadar Diikuti?

Ketika kita memahami mengapa satu tanwin harus dihilangkan dan diganti nun, kita sedang belajar bagaimana disiplin ilmu Islam menjaga kesahihan bacaan sejak ratusan tahun. Ilmu ini tidak muncul begitu saja, tapi dibangun di atas sanad, pengamatan guru, dan penjelasan dari kitab-kitab tajwid klasik seperti karya Ustaz Haji Abdul Qadir Leong yang disebut dalam artikel ini.

Maka, melepaskan dua huruf bertanda sukun bukan hanya teknik, tapi cerminan dari cinta kita kepada Al-Qur’an. Bacaan yang benar adalah bacaan yang dituntun, bukan ditebak. Setiap kali lidah kita membunyikan ayat-ayat Allah dengan tajwid yang tepat, sejatinya kita sedang menghiasi ruh kita dengan keindahan dan adab.


Penutup: Suara Mungkin Hilang, Tapi Bacaan yang Benar Abadi

Dalam dunia yang serba cepat, kita sering tergoda untuk membaca dengan buru-buru. Namun dalam membaca Al-Qur’an, kecepatan tidak pernah lebih utama dari ketepatan. Maka mari kita luangkan waktu, memperlambat bacaan, dan menikmati proses belajar tajwid termasuk bab melepaskan dua huruf sukun ini.

Semoga artikel ini bukan hanya memberi pemahaman, tetapi juga menghidupkan semangat untuk terus memperbaiki bacaan Al-Qur’an kita. Karena suara boleh pudar, tapi bacaan yang benar akan kekal tercatat sebagai amal yang tak terputus.


Baca juga: Hukum Bacaan Ikhfa Syafawi


download ebook tajwid gratis


LihatTutupKomentar